"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (Al-Baqarah :269). Sungguh tidak ada sesuatu yang datang melainkan ada hikmahnya. Ya, aku mulai menyadari mengapa hingga detik ini belum juga ada tanda-tanda kehamilan. Tentu ada hikmah di baliknya. Semoga tulisan kali ini bermanfaat bagiku secara pribadi, dan juga bagi siapapun yang membaca tulisan ini. Menjadi seorang Ibu tidaklah mudah. Tidak pula dapat dilakukan dengan sembarangan. Betapa tidak, apa yang dilakukan ibu pada sang anak menjadi penentu masa depan anaknya. Jika ia mendidik dengan cara yang benar, maka InsyaAllah kelak anaknya juga akan mendapatkan masa depan yang bersinar. Sebaliknya, jika ia mendidik asal-asalan, kemungkinan besar masa depan sang anak juga akan asal-asalan alias
Posts
Showing posts from 2015
Published by
Nabila Cahya Haqi
Setiap pasangan suami istri pasti merindukan satu kata, kebahagiaan. Begitupun saat memutuskan untuk menikah, tiap pasangan berharap dapat berkawan dengan kebahagiaan. Kata itu seakan menyulap tiap insan untuk berlari mendapatkannya. Begitupun saat pesta pernikahan diadakan, banyak orang mendoakan agar kehidupannya diliputi kebahagiaan. Saat memasuki sebuah rumah tangga. Sang istri berharap suaminya akan memberinya kebahagiaan. Tapi waktu demi waktu, suami istri itu tak jua menemukan apa yang dicarinya. Begitu pula sang suami, berharap bahwa ia dapat memberikan kebahagiaan buat belahan jiwanya itu. Sang suami sibuk mencari kehidupan, berharap degannya sang istri akan bahagia. Tapi istri tak juga menunjukkan tanda-tanda kebahagiian. Banyak diantara kita yang salah memilih tujuan dari rumah tangga. Semakin berlari mengejar kebahagiaan, justru akan semakin menjauhlah ia dari kehidupan kita. Kita seakan lupa, bahwa bahagia itu hanya dari Allah semata. Hanya Zat Yang Maha yang
Published by
Nabila Cahya Haqi
New Hope When Time Separated to Write Time was ticked quickly. It faster than our step. By that time, I lose many chances. One of them is writing. Yaaa. My comfort zone make me forget to writing. My New Life ~ I have been married, now! Unbelievable, I have been married for one semester. After married, I rarely writing. Whereas, marriage give me a lot wonderful think. It's too pity if I don't write it at all. So, I want to write again. Hopefully, this blog give me spirit to writing and do another good deed. Talking about married, I remember about many friends and lecturers who asked me, "How? How your feel after married?" I just say, "That's so wonderful!" My Husband, My Hope~ Many wonderful thing happens, In the beginning, hm... I was excited... My husband is what I expected before. I can't write all in this post, it's too much. But, I would try in simple words. First, he help me to reach islam-knowledge.
Published by
Nabila Cahya Haqi
Oleh : Nabila Cahya Haqi Kehidupan kita tidak pernah terlepas dari menulis. Namun seringkali kita merasa kepayahan bila datang suatu perintah untuk menulis, iyakan? Kita seringkali berkata, “Aku bisa ngomongnya, tapi bingung nulisnya!” Sebenarnya menulis adalah sebuah perpindahan bahasa, dari verbal menjadi tulisan. Mudah sekali untuk kita untuk berbicara banyak hal pada teman kita, namun meski telah menghabiskan waktu berjam-jam, kertas kita masih saja kosong. Guys, make it fun! Yang perlu kita miliki adalah sebuah semangat yang muncul dari dalam diri kita. Sebelum menulis, pastikan dipikiran kita, “untuk apa aku menulis?”. Semangat ini dinamakan motivasi intrinsik, yang membuat diri kita terpacu untuk menulis. Setelah menemukan semangat, segeralah menulis. Kunci keberhasilan seorang menulis hanya tiga, yakni menulis, menulis, dan menulis. Berpikir dan hidupakn sebanyak mungkin ide dari pikiran kita, dan segara mungkin mengambil kertas, dan memulai menulis. Gunakan rumus P
Published by
Nabila Cahya Haqi
Setiap diri kita pasti memiliki kisah cinta. Ada suka cita, bahagia, merindu, dan berharap. Kisah cinta ini akan terus berlangsung hingga kita menemukan cinta sejati. Disaat itulah kisah cinta kita berhenti berdegup. Itulah saat kita telah menentukan pilihan : menikah. Mungkin sering aku dan engkau berharap, bahwa cinta ini berlabuh pada satu hati. Cinta yang berubah-ubah. Kita cinta karena parasnya yang menawan, karena otaknya yang brilliant, atau mungkin karena keindahan akhlaknya, lalu kemudian berharap bahwa akan berjodoh dengannya. Namun ketetapan Allah itu rahasia. Kita tak pernah tahu kepada siapakah cinta sejati itu akan mengguriskan namanya. Jangankan berharap, bisa jadi nama itu tidak pernah sekalipun terlintas dibenak kita. Sekali lagi, semuanya itu misteri. Maka jikalau memang ternyata nama yang tertulis di lauh mahfudz itu bukanlah dia yang selama ini engkau cinta dan harap... tetaplah tersenyum. Karena ketetapan Allah itu pasti indah bagi orang-orang
Published by
Nabila Cahya Haqi
“Saya disini bukan untuk membantu meraih mimpi, melainkan memberi hak-hak mereka … Bahwa mereka berhak atas kesempatan-kesempatan hidup yang lebih tinggi. Saya bukan tokoh utamanya. Merekalah tokoh utamanya. Saya bukan ibu peri, tetapi mereka peri-peri kecilnya, yang dengan serbuk-serbuk ajaib mampu menggemparkan dunia, mampu mengubah Indonesia” (P ipit Indrawati, Indonesia Mengajar) Banyak bintang-bintang kecil dalam kehidupan kita. Kita bertugas membuat lukisan di dalamnya. Lalu mereka tertawa dan menangis, seolah kita telah menjadi bagian dalam hidupnya. Bintang-bintang kecil itu adalah adik-adik kita, anak didik kita, binaan kita-apapun sebutannya- Allah hadirkan untuk kita tanami pesan-pesan kebaikan. Mengajari mereka mengenal Allah, mengenal ciptaanNya yang luar biasa, tentang ilmu-ilmu pengetahuan, dan sejuta hal berharga lain yang tidak bisa kita lakukan dalam aktivitas lain. Mengajari mereka mulai dari hal yang sederhana, membangunkan mereka untuk sholat subuh, hingga