Saya tergelitik untuk menulis
judulnya ini setelah mendengar penuturan salah seorang adik tentang
pengalamannya saat MOS di sekolah negeri. Dia bertengakar dengan teman
sekelasnya! Yang membikin heboh warga sekolahnya. Masalahnya simple, waktu itu
temannya membuka-buka tas adikku tanpa izin dengan alasan meminjam gunting.
Karena tidak terima, adikku memarahinya, dan seketika tangan temannya telah
mendarat di pipinya. Jadilah, sebuah baku hantam tak terelakkan.
Siapapun tentu ingin memiliki adik
yang hebat, sholeh, keren, penurut lagi (lengkap dah). Tahukah bahwa seorang
kakak ternyata sangat berpengaruh untuk membentuk kepribadian sang adik. Mau
tahu, intip yuk... Kali ini penulis akan membagi tips agar adik-adik kita
memjadi seperti kita, eits.. maksudnya jadi anak yang sholeh, cerdas, dan
keren!
1. Kita jadi cermin
Bagian yang terpenting adalah keteladan.
Seorang anak adalah cerminan dari pengkondisian lingkungannya. Jika terbiasa
dengan lingkungan yang penuh cinta dan kelembutan, anak akan menjadi seorang
yang penyayang. Sebaliknya, jika terbiasa dengan lingkungan yang penuh dengan
caci maki dan hinaan, ia akan menjadi seorang pencela. Ia akan meniru apa saja
yang ada di lingkungannya.
Dari pengamatan penulis, kakak yang
hebat dan mau membimbing adiknya, adik-adiknya akan tumbuh menjadi seperti
kakaknya, bahkan lebih hebat. Begitulah seharusnya kita, kita akan menjadi
cermin bagi adik-adik kita. Jika kita ingin adik-adik kita jadi anak yang
sholeh, tentu saja kita harus jadi orang yang sholeh. Gimana mungkin kita ingin
adik kita rajin sholat, sedang sholat kita masih bolong-bolong. So, sebisa
mungkin jadilah orang yang ‘baik’ , baik dalam beribadah, baik dalam perkataan,
baik dalam tingkah laku, dll, niscaya adik kita akan meniru kita.
2. Stop marah
Tak mungkin tak ada marah jika punya adik.
Dalam hal apa saja mereka selalu bikin kita
jengkel. Dalam hal makanan, mereka
selalu merebut apa yang ada di tangan kita. Dalam hal tv, laptop, atau
komputer, kita rebutan dengan mereka, atau apa saja yang membuat kita
mengeluarkan sumpah serampah tak karuan. Kemudian kita menjudge adik kita,
nakal lah, tak bisa diatur, bodoh, jelek, dll.
Jika di analogikan, setiap kali kita
memberikannya ‘label’ yang buruk, sama seperti kita menuangkan tinta hitam pada
air putih yang jernih. Tiap kali kita menuang kata-kata kotor, ia akan
bertambah keruh dan keruh. Kemudian dia akan merasa, memang aku nakal, memang
aku bodoh, dan memang-memang yang lain.
3. Ajak dedek ngaji
Ini adalah langkah yang paling tepat. Apalagi
jika dia sekolah di negeri. Temukan tempat yang tepat untuk adik kita belajar
mengenal agamanya. Atau setiap kali kita mengikuti kajian , tidak apa kita ajak
mereka. Jika mereka tidak berkenan, coba iming-iming dengan mengajaknya
jalan-jalan sepulang ngaji.
4. Terapkan
peraturan
Buatlah peraturan untuk adik-adik kita, sebisa
mungkin ajak juga mereka ketika membuat peraturan. Misalnya ketika menonton
televisi, batasi jamnya. Begitu pula ketika mereka bermain game. Terapkan
peraturan itu, dan beri hukuman sesuai dengan peraturan. Hukumannya bisa
sederhana saja, misal membaca istighfar.
Jangan
lupa pada dirimu sendiri pula, kita melarang adik kita bermain game lama-lama,
tapi kita sendiri facebookan lama-lama.. waduh..
5. Beri reward
Jika adik kita melakukan kebaikan, jangan lupa
memberinya hadiah. Hadiah itu bisa bermacam-macam, mulai hal yang paling ringan
berupa pujian, ciuman (khusus untuk yang sesama kita lho...), hingga belikan
untuknya sesuatu yang membuatnya senang.
Banyak hal yang menarik yang bisa kita lakukan
dengan adik-adik kita. Jika kita ingin dimuliakan oleh Allah, yuk kita mulai
untuk mencintai adik-adik kita. Cinta kita ini sepenuhnya adalah bentuk
ikhtiar, yakni melakukan kebaikan-kebaikan pada adik-adik kita. Hanya sedikit
yang bisa penulis bagi, silahkan ditambahkan dalam kolom komentar...
Comments
Post a Comment